Minggu, 25 Mei 2008

Apa yang semestinya dilakukan

Pada saat sekarang ini dengan adanya kenaikkan harga BBM semua harga kebutuhan jadi ikut merangkak naik. Semua itu tidak bisa dihindari karena sudah seperti hukum alam BBM adalah komoditas penting dalam mata rantai ekonomi. Harga BBM yang sudah naik ini diturunkan sekalipun tidak ada jaminan harga-harga yang sudah terlanjur naik itu akan menjadi turun.

Jadi pertanyaannya adalah apa yang semestinya dilakukan pada saat seperti ini ? Demo minta harga BBM diturunkan, menolak BLT, atau ada cara lain yang mungkin bisa dilakukan dalam kondisi seperti ini. Demo boleh-boleh saja yang penting tertib dan sesuai aturan jangan sampai anarkis karena walau didemo sepertinya harga BBM tidak akan turun. Menolak BLT ya silahkan aja kalau program BLT itu dianggap tidak menyelesaikan masalah apalagi data yang dipake adalah data tahun 2005, tapi alangkah bijaknya kalau data itu diperbaharui BPS kemana aja selama 3 tahun kenapa data tidak diperbaharui.

Cara lain yang bisa dilakukan masih adakah selain 2 hal diatas ? Jawabnya pasti ada. Sekarang tinggal masyarakat mau gak melakukannya. Contoh yang bisa dilakukan paling gampang aja, kurangi naik kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum, untuk kalangan atas yang biasa serumah bawa mobil sendiri-sendiri bisa dibiasanya untuk yang tujuannya searah memakai satu kendaraan. Apakah kalangan yang paling banyak memakai BBM ini mau dengan ikhlas melakukan ? Untuk masyarakat kita sepertinya akan sulit terjadi karena budaya dinegara ini belum bisa seperti itu.

Tapi sudah ada juga orang yang peduli dan kreatif menyikapi harga BBM yang naik ini, sebagai contoh bisa kita lihat dari pemberitaan dimalang ada dosen yang kreatif membuat kompor biji jarak dan sudah diproduksi masal. Dimagelang ada penduduk suatu desa yang memanfaatkan limbah kotoran ternat untuk bahan bakar. Tadi pagi ada berita juga dikarang anyar ada yang membuat bio etanol dari singkong dengan cara yang sederhana, bisa dipakai untuk pengganti minyak tanah, elpiji dan premium.

Sekarang tinggal bagaimana masyarakat kita mau berbuat dalam keadaan seperti ini, memilih untuk melakukan penghematan dalam segala hal yang bisa dihemat seperti contoh diatas, kreatif dan mencari alternatif lain pengganti BBM. Dua dari contoh diatas bisa dibuat masal yaitu Kompor biji jarak dan Singkong yang diolah jadi bahan bakar pengganti.

Semua pilihan ada pada pribadi masing individu, semoga kita bisa menjadi pribadi yang arif dan bijak dalam menyikapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang menimpa bangsa ini. Dengan kearifan dan kebijaksaan semua elemen masyarakat insya allah bangsa ini bisa keluar dari semua masalah yang sedang kita hadapi.




Tidak ada komentar: