Rabu, 04 Februari 2009

Demokrasi Koq Anarkis

Pilu rasanya hati kita sebagai warga negara ketika kemarin ada berita seorang ketua DPRD meninggal dunia karena demonstrasi anarkis. Dari tayangan berita ditelevisi terlihat jelas betapa anarkisnya demo yang terjadi di Medan kemaren sore, para pendemo memasuki ruang sidang, merusak properti ruang sidang, menyandera beberapa anggota dewan & menyekap ketua DPRD Medan yang berujung pada kematian beliau.

Dari tanyangan tersebut kita juga bisa melihat perlakuan pada demonstran yang menyeret bapak ketua DPRD tersebut dan terlihat jelas betapa menderitanya wajah beliau yang diperlakukan secara brutal. Kita juga bisa tayangan dirumah duka yang terlihat sangat menyedihkan, bapak yang tadi pagi berangkat dan berpamitan dalam keadaan sehat harus pulang dalam keadaan tak bernyawa didalam peti jenazah. Hati siapa yang tidak pilu melihat & membayangkan hal itu terjadi.

Menurut berita di televisi demo itu adalah menuntut dibentuknya propinsi baru yaitu Propinsi Tapanuli. Dari situ kita juga langsung tau kalau demo itu ada dalangnya orang tolol sekalipun pasti tau. Sudah jelas juga pasti dalangnya orang-orang yang ambisius ingin menjadi pejabat setelah propinsi baru tersebut terbentuk.

Dalam aksi demo tersebut juga bisa kita libat para pendemo membawa peti mati dan spanduk yang isinya " PROVINSI TAPANULI PARIPURNA ATAU MATI " dan diakhir cerita demo benar terjadi bahwa demo itu memang berujung dengan kematian. Apakah itu yang mereka harapkan ? Orang-orang sok pinter dan ambisius itu telah melakukan tindakan bodoh yang membawanya kedalam kesalahan besar yaitu telah membunuh suadara mereka sendiri.

Memang benar adanya kalau harta dan tahta itu bisa membuat orang kehilangan akal sehatnya seperti yang terjadi di Medan kemarin. Yang mereka perjuangkan tidak lebih hanyalah ambisi mengejar harta & tahta ( kekuasaan ) karena memang menurut berbagai sumber Tapanuli itu adalah daerah yang kaya raya. Dulu para pejuang dinegara ini berjuang dengan menyatukan negara ini kenapa sekarang malah banyak orang-orang ambisius yang ingin memisahkan diri walau hanya dengan membentuk propinsi atau kabupaten baru.

Berkaca dari yang terjadi kemarin semoga tidak akan terjadi lagi demo anarkis serta orang-orang yang ambisius itu berhenti untuk berpikir tentang kekuasaan karena hal itu hanya akan menimbulkan kekacauan saja.

Selasa, 03 Februari 2009

Pemilu & Pilpres

Sebentar lagi Negara ini akan mengadakan dua hajatan besar ditengah krisis ekonomi global yang belum tau sampe kapan akan berakhir. Dari dua hajatan besar itu Pemilu legislatif akan diadakan lebih dulu dibulan april baru Pilpres dibulan juli, namun kesibukan untuk melaksanakan hajatan itu sudah terasa dari beberapa bulan terakhir ini.

Pemilu legislatif yang akan diadakan pada bulan april ini sedikit berbeda dengan pemilu 5 tahun yang lalu setidaknya untuk beberapa hal seperti cara memilih yang dahulu mencoblos sekarang mencontreng & anggota legislatif yang dulu ditentukan nomor urut sekarang ditentukan oleh suara terbanyak. Untuk penentuan siapa yang bakal jadi pemenang inilah yang menjadikan para caleg sibuk dengan segala macam cara untuk kampanye supaya terpilih menjadi anggota dewan. Yang paling marak sekarang adanya banyak iklan, baliho & spanduk yg isinya adalah kampanye para caleg, padahal banyak dari spanduk & baliho itu yang dipasang tidak pada tempatnya serta mengganggu ketertiban & pemandangan.

Untuk Pilpres pun sekarang sudah sangat kelihatan sekali kesibukannya. Banyak tokoh yang mendeklarasikan dirinya sebagai capres tapi belum ada yang mencalonkan diri menjadi cawapres. Untuk kampanye pun tokoh tersebut melakukannya dengan berbagai cara yang pada intinya adalah pencitraan dari tokoh-tokoh tersebut. Yang paling marak adalah iklan ditelevisi, pemasangan spanduk dan ada juga melakukan safari kunjungan kedaerah-daerah.

Dari sekian banyak cara pencintraan itu mungkin para tokoh yang mencalonkan diri harus lebih arif & bijaksana dalam melakukannya. Jangan ada yang menjelek-jelekan tokoh lain, hal ini yang sekarang banyak terjadi kalau belum jadi presiden saja sudah menjelek-jelakan kadindat lain bagaimana kalau jadi presiden nanti, sudahpun begitu apakan yang menjelek-jelekan itu sudah pasti lebih baik daripada yang dijelek-jelakan belum tentu juga kan.

Kalau sampai terjadi pengulangan Pilpres seperti Pilkada yang terjadi di jawa timur ini bisa jadi akan menyebabkan Indonesia masuk kedalam krisis yang lebih hebat lagi. Dengan logika sederhana saja kalau sampai hal tersebut terjadi negara ini akan banyak menanggung beban dari hal itu misalnya : biaya pilpres yang tidak sedikit, belum adanya kepastian siapa pemimpin negara ini tentunya akan berimbas pada kepastian bagi dunia usaha.

Semoga para tokoh dan pemimpin negeri ini lebih arif dan bijak menghadapi hajatan besar dinegara ini terutama Pilpres. Jangan melakukan kecurangan dalam usaha meraih kemenangan serta apabila kalah jangan mencari-cari kesalahan lawan dengan menuduh melakukan kecurangan dan menuntut diadakan pilpres ulang. Dari semua hal itu ujung-ujungnya rakyat juga yang akan menderita lebih lama, karena sesuai janji mereka bahwa mereka mau menjadi pemimpin ini dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat.